Pagi ini, saya ada kegiatan ke Bandung. Biasa, kereta menjadi andalan transportasi. Tak ada hal menarik saat naik, tempat duduk yg nyaris penuh dan penumpang yg banyak dengan beragam tujuan dan aktivitas yg dijalani. Ada yg baca koran, duduk dan istirahat tidur, ada yg mengobrol ria seolah melepas rindu lama. Dan gagdet jd pilihan banyak orang menghabiskan waktu (ex: me). Lepas jalan dan sampe di salah satu stasiun transit ada hal menarik hati. Dari pintu masuk seorang kakek. Hanya beralaskan sendal jepit, baju koko coklat yg di lengannya sudah banyak rajutan (robek jadi dijahit), celana hitam yg usang, karung putih sebagai tasnya serta kopeah yg dilapisi dengan kardus karena sudah rusak (tahu karena saat pemeriksaan tiket beliau menyimpan di sela kopeahnya). Pertama, saya langsung menawari untuk duduk ditempat duduk saya, namun apa yg dijawabnya setelah saya menawarinya? Beliau lebih memilih duduk di bawah dg sandal sebagai alasnya. Beberapa menit setelah berjalan, saya terkejut ketika yg beliau keluarkan dari karung (sebagai tas nya) adalah Al-qur'an. Beliau membacanya, menelaahnya dan membiarkan pandangan tak peduli dari orang sekitar. Mungkin ada yg melirik sinis hingga mengacuhkannya. Yg menjadi hati ini malu adalah beliau bak public speaker, dengan suara keras beliau menceritakan hasil baca dan tela'ah nya dari Al-qur'an yg dipegangnya. "Orang-orang amerika maju bukan lah berasal dari bangsa mereka sendiri asalnya melainkan dari Timur tengah (Israel)", kutian dari hasil telaahnya yg saya dengar dan coba saya lirik pada Al-qur'annya ternyata sedang menela'ah QS Al-Isra.
Benar, terkadang kita (saya sendiri) sering menilai orang dari penampilannya dari cara dia berpakaian, dari luar atau covernya dan mengabaikan hal lain". Namun setelah melihat apa yg dilakukannya, diri ini menjadi kagum, terjaga dari rasa kantuk. Tak henti-hentinya memperhatikan sang kakek dan mendengarkan setiap apa yg dikatakannya, bagiku itu adalah ilmu. Usia tak menjadi alasan untuk berhenti beraktivitas sepertia orang biasanya.
Do'aku semoga Allah SWT memberikannya kesehatan, kebercukupan, dan perlindungan di setiap aktivitasnya.
Benar, terkadang kita (saya sendiri) sering menilai orang dari penampilannya dari cara dia berpakaian, dari luar atau covernya dan mengabaikan hal lain". Namun setelah melihat apa yg dilakukannya, diri ini menjadi kagum, terjaga dari rasa kantuk. Tak henti-hentinya memperhatikan sang kakek dan mendengarkan setiap apa yg dikatakannya, bagiku itu adalah ilmu. Usia tak menjadi alasan untuk berhenti beraktivitas sepertia orang biasanya.
Do'aku semoga Allah SWT memberikannya kesehatan, kebercukupan, dan perlindungan di setiap aktivitasnya.